Pages

Subscribe:

Jumat, 25 Januari 2013

Budidaya Semangka


Semangka
?Semangka

Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. lanatus
Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci.

Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan meter.

Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter 3cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval.

Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau kuning.

Tanaman ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa pembentukan buah.


Teknik Budidaya

·  Pengolahan dan persiapan lahan.

Lakukan pengolahan lahan dengan cara dicangkul atau ditraktor, seperti yang biasa dilakukan, hingga lahan siap tanam, dengan lubang tanam ukuran (40 cm x 40 cm x 30 cm), dengan jarak tanam (1 m x 2 m)., selanjutnya buat guludan dengan lebar guludan 3,6 m, lebar parit 40 cm. Untuk mengurangi serangan penyakit dan menekan pertumbuhan gulma, dianjurkan menggunakan mulsa (penutup tanah) plastik hitam atau perak. Pemasangan mulsa dilakukan setelah pemberian pupuk dasar .

·  Pencegahan penyakit dan persemaian.

Untuk mencegah atau mengendalikan penyakit busuk akar dapat dilakukan sejak dini, yaitu dengan menggunakan ABG-BIO (pengendalian secara biologis) pada persemaian dalam polybag ukuran (8x10) cm yang terdiri dari media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 3:1 sampai 1:1. Aktifkan (1–2) bungkus ABG-BIO dengan (10–20) kg media semai. Siram dengan air hingga lembab, simpan dalam bentuk gundukan dan tutup dengan karung bekas, biarkan selama (2-3) hari, baru dipakai. Atau larutkan 1 bungkus ABG-BIO + 0,5 kg dedak + 2 tutup ABG-D, dalam 10 liter air, aduk secara merata, dan biarkan selama (2–4) jam. Kemudian siramkan pada media persemaian di atas, (1–2) hari sebelum penebaran benih. Setelah bibit berumur 4 minggu pindahkan ke lahan.
·  Pemupukan.


3.1. Budidaya dengan menggunakan mulsa.
  1. Pupuk dasar. Pupuk yang digunakan, untuk lahan seluas 1 ha, adalah campuran (2–5) ton pupuk kandang + (10-20) kg campuran media semai dan ABG-BIO yang telah diaktifkan (seperti tersebut di atas). Sebarkan campuran pupuk ini pada bedengan atau diberikan dalam lubang tanam sekitar (1–3) hari sebelum tanam, atau buat larutan (1-2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak + 5 tutup ABG-D, dalam 100 liter air, kemudian siramkan dengan emrat pada bedengan di atas. Setelah penanaman berikan campuran (100–200) kg ABG-Bios + 100 kg Urea + 100 kg SP-36 + 100 kg KCl , atau (15–25) gram/tanaman. Pupuk ditempatkan dalam lubang larikan tanam sedalam 5 cm.
  2. Pupuk susulan. Pupuk susulan sebaiknya diberikan dalam bentuk larutan, yaitu dengan melarutkan pupuk Urea, SP-36 (harus ditumbuk dulu), dan KCl, atau pupuk majemuk NPK (dengan formula 12-12-17) + pupuk organik ABG-Bios. Pemberian dilakukan dengan sistem cor mulai 30 HST, yaitu larutkan 1 kg Urea + 1 kg SP-36 + 1 kg KCl, atau gunakan 2 kg pupuk majemuk NPK (dengan formula 12-12-17) + (1–2) kg ABG-Bios + (5–10) tutup ABG-B, dalam 100 liter air (aduk secara merata). Selanjutnya siramkan sekitar 200 cc/tanaman (satu gelas aqua) pada perakaran tanaman, setiap interval (7–10) hari.
  3. Pupuk ABG. Pemberian pupuk ABG-D, dengan konsentrasi (2-3) cc/liter air, dilakukan pada 10 HST, 20 HST, sedangkan pemberian pupuk ABG-B, dengan konsentrasi (2-3) cc/liter air, dilakukan pada 30 HST, 40 HST dan 50 HST, dengan cara disemprotkan pada tanaman secara merata. Untuk mencegah penyakit pada tanaman semangka, berikan ABG-BIO setiap 2 minggu. Caranya: Larutkan (1–2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak + 2 kg ABG-Bios, dalam 50 liter air, aduk secara merata, dan biarkan selama (2-4) jam. Kemudian siramkan sebanyak (25–50) cc/tanaman, pada perakaran tanaman.
3.2. Budidaya konvensional (tanpa mulsa).
  1. Pupuk dasar. Pupuk yang digunakan, untuk lahan seluas 1 ha, adalah campuran (2–5) ton pupuk kandang + (100–200) kg ABG-Bios + (10-20) kg campuran media semai dan ABG-BIO yang telah diaktifkan (seperti tersebut di atas). Sebarkan campuran pupuk ini pada bedengan atau diberikan dalam lubang tanam sekitar (1–3) hari sebelum tanam. Setelah penanaman berikan campuran (100–200) kg ABG-Bios + 100 kg Urea + 200 kg SP-36 + 100 kg KCl. Pupuk ditempatkan dalam lubang tugal dengan kedalaman 5 cm, berjarak sekitar 10 cm dari tanaman.
  2. Pupuk susulan. Pupuk susulan dengan menggunakan campuran 100 kg Urea + 50 kg SP-36 + 100 kg KCl + (100–200) kg ABG-Bios diberikan 20 HST, atau campuran 200 kg pupuk majemuk NPK (dengan formula 12-12-17) + (100–200) kg ABG-Bios. Pupuk ditempatkan di sekeliling tanaman, dan selanjutnya dilakukan pembumbunan.
  3. Pupuk ABG. Pemberian pupuk ABG-D, dengan konsentrasi (2-3) cc/liter air, dilakukan pada 10 HST, 20 HST, sedangkan pemberian pupuk ABG-B, dengan konsentrasi (2-3) cc/liter air, dilakukan pada 30 HST, 40 HST dan 50 HST, dengan cara disemprotkan pada tanaman secara merata. Untuk mencegah penyakit pada tanaman semangka, berikan ABG-BIO setiap 2 minggu. Caranya: Larutkan (1–2) bungkus ABG-BIO + 1 kg dedak + 2 kg ABG-Bios, dalam 50 liter air, aduk secara merata, dan biarkan sekitar (2-4) jam. Kemudian siramkan sebanyak (25–50) cc/tanaman, pada perakaran tanaman.
  4. Pemupukan dengan ABG-Tablet. Pupuk dasar terdiri dari pupuk kandang (2–5) ton/ha + (100–200) kg ABG-Bios + (1–2) bungkus ABG-BIO (diaktifkan dulu). Diberikan (1–3) hari sebelum penanaman. Sekitar (1–7) hari setelah penanaman, berikan (2–3) tablet ABG-Tablet/tanaman. Selanjutnya hanya dikombinasikan dengan ABG-D dan ABG-B sebagai pupuk susulan seperti di atas.


·  Pemeliharaan.

Pemeliharaan meliputi penyiangan, perempelan, pemangkasan dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).
• Penyiangan (weeding) dilakukan (2–3) kali, dengan menyingkirkan gulma di sekitar daerah perakaran.
• Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida, sesuai dengan yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit.
• Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang muda, yang bukan merupakan cabang utama.
• Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah saja, oleh karena itu diperlukan pemangkasan dengan pengaturan cabang primer yang cenderung banyak.
• Pelihara (2-3) cabang tanpa memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada ranting yang tidak berguna, ujung cabang sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun. Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada buah diotong karena mengganggu pertumbuhan buah.

·  Panen.

• Umur panen adalah (70-100) HST.
• Ciri-cirinya: terjadi perubahan warna buah dan batang buah mulai mengecil, maka buah bisa dipetik (dipanen).

0 komentar:

Posting Komentar